KONSTITUSI APOSTOLIK
“MISSALE ROMANUM”
Constitutio Apostolica “Missale Romanum
lanjutan.....
Liturgi Ekaristi
178. Sesudah doa umat selesai, waktu persiapan persembahan, imam tetap duduk di kursinya. Diakon menyiapkan altar dibantu oleh akolit; tetapi pengaturan bejana-bejana kudus dilaksanakan oleh diakon sendiri. Waktu imam menerima bahan persembahan umat,diakon juga membantunya. Kemudian ia menyerahkan kepada imam patena dengan roti yang akan dikonsekrasikan. Sesudah itu diakon menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala, sambil berkata dalam hati: Sebagaimana dilambangkan…, lalu menyerahkannya kepada imam. Namun dapat juga diakon menyiapkan piala, yaitu mengisinya dengan anggur dan air, pada meja samping. Bila dipakai dupa , diakon mendampingi imam waktu mendupai bahan persembahan, salib dan altar. Kemudian ia atau akolit mendupai imam dan umat.
179. Selama Doa Syukur Agung diakon berdiri di samping imam, sedikit dibelakangnya, sehingga kalau perlu ia dapat membantu melayani piala dan Misale.
Mulai dari epiklesis sampai saat imam memperlihatkan piala kepada umat sesudah konsekrasi, seturut ketentuan, diakon berlutut. Kalau ada beberapa diakon, pada saat konsekrasi, salah satu dapat mengisi pedupaan dan mendupai hosti serta piala pada saat diperlihatkan kepada umat.
180. Waktu doksologi pada akhir Doa Syukur Agung diakon berdiri disamping imam. Ia mengangkat piala, sementara imam mengangkat patena dengan hosti, sampai umat selesai melambungkan aklamasi Amin meriah.
181. Sesudah salam damai: (Semoga) Damai Tuhan kita Yesus Kristus…yang dijawab umat: Sekarang dan selama-lamanya, diakon dapat mengajak umat untuk saling memberi salam damai. Ia menghadap ke arah umat dan dengan tangan terkatup berkata: Marilah kita saling memberikan salam damai. Diakon menerima salam damai dari imam dan dapat meneruskannya kepada pelayan-pelayan lain yang ada di dekatnya.
182. Sesudah imam menyambut Tubuh dan Darah Kristus, diakon menyambut Tubuh dan Darah Kristus dari tangan imam sendiri. Setelah itu diakon membantu imam melayani komuni untuk umat. Kalau umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus, maka diakon melayani komuni Darah Kristus, dan begitu komuni selesai dengan hormat diakon menghabiskan Darah Kristus yang tersisa. Dalam hal ini, ia dapat dibantu oleh diakon dan imam-imam lain.
183. Sesudah umat menyambut Tubuh (dan Darah) Kristus, diakon dan imam kembali ke altar. Diakon mengumpulkan remah-remah hosti yang masih tersisa. Lalu ia membawa piala dan bejana-bejana kudus lainnya ke meja samping. Disana, ia membersihkan bejana-bejana kudus iu dan merapikannya kembali seperti biasa. Sementara itu imam pergi ke tempat duduknya. Boleh juga bejana-bejana yang harus dibersihkan itu ditinggalkan di meja samping diatas korporale, ditutup dengan sehelai kain. Baru sesudah Misa selesai, semua itu dibersihkan oleh diakon.
Ritus Penutup
184. Sesudah doa komuni, diakon membacakan pengumuman-pengumuman singkat untuk umat, kecuali kalau imam sendiri ingin melakukan hal itu.
185. Kalau digunakan rumus berkat meriah atau doa untuk jemaat, lebih dulu diakon berkata kepada umat: Membungkuklah untuk menerima berkat. Sesudah imam memberikan berkat, diakon menghadap ke arah umat dan, sambil mengatupkan tangan, berkata: perayaan Ekaristi sudah selesai. Umat menjawab: Syukur kepada Allah. Kemudian, diakon mengutus umat dengan berkata: Pergilah! Saudara diutus. Dan umat menjawab: Amin.
186. Kemudian, bersama dengan imam, diakon menghormati altar dengan menciumnya. Sesudah itu, diakon dan imam membungkuk khidmat, lalu mereka berarak meninggalkan ruang ibadat dengan urutan seperti waktu berarak masuk.
C. Tugas Akolit
187. Tugas akolit beraneka ragam; bisa terjadi bahwa beberapa dari antaranya harus dilaksanakan pada saat yang sama. Maka baiklah tugas-tugas itu dibagikan diantara sejumlah akolit. Tetapi, kalau hanya ada satu akolit, maka tugas pelayanan yang paling penting harus dia laksanakan sendiri, sedangkan tugas-tugas lain diserahkan kepada beberapa pelayan lain.
Ritus Pembuka
188. Dalam perarakan masuk menuju altar, akolit dapat membawa salib, diapit dua pelayan yang membawa lilin bernyala. Sesampai di altar, ia memajang salib di dekat altar sedemikian rupa sehingga salib itu menjadi salib altar; kalau tidak, ia memajang salib di tempat lain yang pantas. Kemudian ia pergi ke tempat duduknya di panti imam.
189. Selama seluruh perayaan, akolit harus siap melayani imam atau diakon, kapan pun diperlukan, yakni memegang buku atau membantu mereka dalam hal-hal lain yang diperlukan. Karena itu, akolit sebaiknya mengambil tempat yang memungkinkan ia dengan lancar melayani imam / diakon baik waktu mereka ada di tempat duduk maupun waktu ada di altar.
Liturgi Ekaristi
190. Bila tidak ada diakon, sesudah doa umat akolit mengatur korporale, purifikatorium, piala, dan Misale di atas altar, sementara imam tetap duduk di tempatnya. Lalu, kalau perlu, ia membantu imam menerima bahan persembahan umat dan membawa roti serta anggur ke altar untuk diserahkan kepada imam. Kalau diadakan pendupaan, akolit membuka pedupaan bagi imam dan mendampingi dia ketika mendupai bahan persembahan, salib, dan altar. Kemudian, akolit mendupai imam dan umat.
191. Kalau perlu, selaku pelayan tak-lazim, akolit yang dilantik secara liturgis dapat membantu imam melayani komuni untuk umat.118 Bilamana komuni dilaksanakan dalam dua rupa, akolit menyerahkan piala kepada masing-masing penyambut, atau memegang piala kalau komuni-dua-rupa itu dilakukan dengan mencelupkan roti ke dalam piala.
192. Seusai komuni, akolit membantu imam atau diakon membersihkan serta merapikan kembali piala, patena, dan bejana-bejana kudus lainnya. Akan tetapi, kalau tidak ada diakon, ia membawa bejana itu ke meja-samping dan membersihkan serta menatanya kembali di situ.
193. Sesudah perayaan Misa selesai, akolit dan para pelayan lain kembali ke sakristi bersama diakon dan imam; mereka berarak dengan urutan seperti waktu berarak masuk.
Tugas Lektor
Ritus Pembuka
194. Dalam perarakan menuju altar, bila tidak ada diakon, lektor dapat membawa Kitab Injil ( Evangeliarium ) yang sedikit diangkat. Dalam hal seperti ini, lektor berjalan didepan imam; kalau tidak membawa Kitab Injil, ia berjalan bersama para pelayan yang lain.
195. Sesampai di depan altar, lektor membungkuk khidmat bersama para pelayan yang lain. Seorang lektor yang membawa Kitab Injil langsung menuju altar dan meletakkan Kitab Injil di atasnya. Lalu ia pergi ke tempat duduknya di panti imam bersama para pelayan yang lain.
Liturgi Sabda
196. Lektor memaklumkan bacaan-bacaan sebelum Injil dari mimbar. Kalau tidak ada pemazmur, lektor boleh juga membawakan mazmur tanggapan sesudah saat hening yang menyusul bacaan pertama.
197. Kalau tidak ada diakon, lektor boleh membawakan ujud-ujud doa umat, sesudah imam membukanya.
198. Kalau tidak ada nyanyian pembuka dan nyanyian komuni, lektor dapat membawakan antifon pembuka dan antifon komuni yang tertera dalam Misale pada saat yang sesuai, kecuali kalau antifon-antifon itu didaras oleh umat (bdk.no.48,87).
<<< Sebelumnya [Home] Selanjutnya >>>
[Home] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24][25] [26] [Daftar Singkatan]